Rabu, 18 Februari 2015

Berubah

Ada yang benar-benar tak berubah
Meski kini udara mulai menguban
dan musim sepertinya sudah lelah saling berganti

Kau tau? kini waktu sudah keriput
dan jam dinding sudah tak berani tertawa karena ompong
Tapi ada yang benar-benar tak berubah

Bahkan, kini sajak-sajak telah usang
Tapi aku tak bosan mencoba memasukan senyummu pada suatu alinea panjang dalam rinai hujan
Karena ada yang benar-benar tak berubah

Cinta macam apa ini?

Rabu, 19 November 2014

Mungkin Rindu

Kata rindu mungkin cuma legitimasi
atas perasaan ingin bertemu yang katanya tak tertahankan
Mungkin hanya untuk membela diri
atau memperkuat argumen?

Kata rindu mungkin cuma sugesti
biar terlihat benar-benar ada, benar-benar ingin bertemu
atau biar keadaan terasa dramatis?

aduh sudahlah, jemari ini terlalu ringkih untuk mengetik
Lidah ini juga terlalu kelu untuk berucap
yang kutau rindu ini begitu nyenyak
Mungkin rindu ini juga cuma legitimasi, atau sugesti?
Aku tak peduli......

Senin, 07 Juli 2014

Bunyi sunyi

Bukan, bukan karena aku tak pernah membencimu,
membencimu kadang sangat menjengkelkan.
Tapi kemudian kau di sampingku, mendebat semua prase benci dengan senyummu.
Itu membuatku sadar, jika benci dan cinta akan selalu ada, mengusap secara bergantian

Tidak pernah ada cemberut dalam ekspresi ini saat kita bersisian.
Tapi bukan berarti aku tidak pernah murung. Kemudian kau menawarkan
diri untuk menghibur. Tapi sungguh, aku sudah seperti di rumah saat di sampingmu

Hidup menawarkan banyak sekali keindahan dan kemegahan. Warna-warni di setiap inci.
Kemudian kau menjamuku dengan warna-warna, dengan senda gurau, dengan celoteh sehari-hari, dengan berbagi sedu sedan, hingga aku lupa warna-warni di inci yang lain

Jika saat ini sunyi menjadi satu-satunya bunyi,
Sunyi, tolong sampaikan, tak peduli di keheningan manapun,
tolong sampaikan...

Kamis, 22 Mei 2014

tetes

Jangan menangis
air matamu menjadi abu
abu pada dupa
dupa meracuniku
asapnya membuat perih

"yang terisak padamu,
sembab padaku"

Sabtu, 19 April 2014

Bersahabat dengan Ketidakmengertian



Udara menjadi lebam
dan sunyi berteriak purau
Aku tak tau kemana aku melangkah
Mungkin karena kau terlau sering mengajakku kearah yang tak pernah ada di mata angin

Aku mengerti segala kesudahan ada pada-Nya
Tapi aku tak mengerti apa yang sudah kau lakukan pada setiap sepi
Aku juga tak mengerti mengapa sepi membuatku berada dalam ketidakmengertian
Apa yang sudah kau lakukan?

Mungkin memang disitulah tempatku
Terkunci dalam kewarasan yang tidak kumengerti
Kadang menganggap lirik-lirikmu sebagai puisi yang menyamar
Kadang puisi-puisimu memenuhi dinding kamarku
Aku tak tau mana yang benar

Aku membencimu
Aku membenci diriku
Aku membencimu dan diriku
Aku mencintaimu
Entahlah...

Sabtu, 01 Maret 2014

Kriteria Perempuan



Aku ingin bersanding dengan perempuan yang menyukai film kartun
agar kita tidak saling berebut remote

Aku ingin bersanding dengan perempuan yang tidak suka membeli tissu
agar ia menghapus air mataku dengan tangannya saja

Aku ingin bersanding dengan perempuan yang murah senyum
Agar saat amarahku tiba, senyuman itu mampu mendebat semua kata

Perempuanku nanti, tidak sepemikiran dengan orang-orang yang mengadakan resepsi pernikahan
Lagi pula baginya, tak ada ungkapan cinta yang paling romantis selain ijab kabul

Aku ingin bersanding dengan perempuan yang tidak suka dengan sajak-sajakku
ia tak punya alasan saat mencintaiku

Tapi kawan, semua paragraf kriteria itu akan kehilangan makna.
Sebab getaran hati tak terikat kata-kata
Sebab getaran hati memlilih frekuensinya sendiri

Rabu, 26 Februari 2014

Lihat-lihat

Cantik itu gak penting, yang penting enak diliat
Maka jadilah "Yang enak diliat" tanpa peduli siapa yang melihat
Jadilah "Yang enak diliat" selagi masih terlihat
Jadilah "Yang enak diliat" sampai kau tak terlihat
Jadilah "Yang enak diliat" sekalipun tak ada yang lihat
Jadilah "Yang enak diliat" cukup Tuhan yang lihat

Siasatmu


Mengenai sajak, kau jangan risihkan dengan sajak ini, Kasih
Karena aku hanya ingin mengenang setiap siasat yang kau berikan pada setiap sajak-sajakku
Dan aku hanya bisa menyesali setiap simpul dalam senyum-senyummu yang tak pernah bisa kugambarkan di berbagai tema sajakku

Kasih, tak ada riwayatmu yang tak tertuliskan pena ini
Kau bersedih tintaku pun berair mata
Tak peduli musik apa yang dialunkan semesta, penaku berdendang mengikuti alunanmu

Tapi hatiku lunglai, Kasih
Diarak oleh ranting-ranting mendung menuju ke arah yang tak pernah ada di mata angin
Tapi hatiku kelu, Kasih
Seperti penaku yang mulai menyadari tak ada namaku dalam sajak-sajak tentangmu

Tak ada namaku dalam riwayat dan senda-guraumu...

Sabtu, 22 Februari 2014

Satu

oleh: Sutardji Calzoum Bachri

kuterjemahkan tubuhku ke dalam tubuhmu
ke dalam rambutmu kuterjemahkan rambutku
jika tanganmu tak bisa bilang tanganku
kuterjemahkan tanganku ke dalam tanganmu
jika lidahmu tak bisa mengucap lidahku
kuterjemahkan lidahku ke dalam lidahmu
aku terjemahkan jemariku ke dalam jemarimu
jika jari jemarimu tak bisa memetikku

ke dalam darahmu kuterjemahkan darahku
kalau darahmu tak bisa mengucap darahku
jika ususmu belum bisa mencerna ususku
kuterjemahkan ususku ke dalam ususmu
kalau kelaminmu belum bilang kelaminku
aku terjemahkan kelaminku ke dalam kelaminmu

daging kita satu arwah kita satu
walau masing jauh
yang tertusuk padamu berdarah padaku

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More