Minggu, 25 Desember 2011

Kita




Memandang setiap sudut
Yang luka kehabisan cara
Menelengkup wajah-wajah kita
Diantara pelukan wajah dan kaki

Kau datang seperti cerita mitos
Kau seperti ada dan tiada
Mungkinkah kedatanganmu hanya sandiwara
Atau opera yang habis satu babak

Untuk wajah yang suci penuh cahaya
Tak kuasa kubisikan kata
Sebab Dunia selalu mendendangkan lagu lupa
Hingga kami bersenandung manja







Karya : Yus Fantasi Ubaya

Rabu, 21 Desember 2011

Senja yang rapuh




Rebahlah senja
di pembaringan batu kali
merapuhlah senja meneballah kelam
ku tunggu kau di kelok jalan
di bawah phon teduh riuh rindu
antara jarak waktu
semakin jauh dari kejaran
tak habis ku tunggu
tanpa sendal ku dekati senjaku
aduh


karya : Uri Syam

Selasa, 20 Desember 2011

Lalu kita sebesar apa?



Kita bagai debu dan pasti lenyap di hadapan delapan milyar penduduk bumi. Delapan milyar penduduk bumi bagai debu dan pasti lenyap di hadapan planet bumi. Planet bumi bagai debu di dalam gugusan Tata Surya. Gugusan Tata Surya bagai debu jika dibandingkan dengan lautan galaksi, karena galaksi adalah bentukan dari meliaran debu-debu tata surya yang ada di semesta. Galaksi pun demikian, bagai debu bila dihadapkan pada Supercluster.., karena Supercluster  terbentuk dari Miliaran galaksi. Selanjutnya,  kumpulan Miliaran Supercluster yang bagai debu pun membentuk alam semesta.

Diameter alam semesta ini menurut para ahli astronomi diperkirakan sampai 30 miliar tahun cahaya. Cahaya saja yang memiliki kecepatan 300.000.000 meter jarak yang bisa ditempuh dalam satu detik. Lalu, berapa jarak yang bisa ditempuh cahaya bila membutuhkan waktu sekitar 30 miliar tahun cahaya?? Luas yang tak mungkin mampu dijangkau oleh otak manusia.

 Hey, lalu kita sebesar apa di hadapan alam semesta?? Maka simaklah!

“apa yang saya saksikan di alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan ‘rendah hati’”  Einstein

Yap, alam tidak sekedar bisa dinikmati, tidak sekedar bisa dimanfaatkan, alam juga dapat ditafakuri. Alam yang sedang kita pijak bahkan dapat membuat kita menapaki Surganya Allah dengan bertanya sungguh-sungguh pada diri sendiri, ‘lalu kita sebesar apa?’

Sabtu, 17 Desember 2011

Kisah Sang Penandai

Kisah sang Penandai sebuah novel karya Tere Liye.



Perpaduan antara Fantasy dan Cinta
Perpaduan antara fiksi dan manusiawi
Perpaduan antara melankolis dan pedang
Perpaduan antara kolosal dan modern
hmmmm, novel ini rasa Perpaduan

entah bagaimana memadukannya, tapi sungguh menawan Tere Liye menceritakan dunia antah berantahnya..





Berikut beberapa kata-kata menawan dalam novel ini :

- Jim tak kunjung menyadari bahwa cinta adalah kata kerja, dan sebagai kata kerja jelas ia membutuhkan tindakan-tindakan bukan sekerdar perasaan-perasaan

- Adalah kebodohan terbesar di dunia ini jika kau harus membunuh dirimu saat kekasihmu pergi

- pecinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya.

- Jika jingga adalah perumpamaan, hati Jim juga sedang jingga.

- Hatinya sungguh teriris. Tidak Berdarah.

- Terkadang kesedihan memerlukan kesendirian, meskipun seringkali kesendirian mengundang kesedihan yang tak tertahankan.

- Pohon pisang tidak akan pernah mati walau ditebas ribuan kali sebelum ia berbuah. sekali ia berbuah, maka saat kau tebas batangnya, pohonnya akan mati, akarnya akan layu.

Rabu, 07 Desember 2011

Aww/oow..








Heran??
Sama herannya seperti retinaku yang dibuat rehat sejenak dari pemandangan daun rontok yang tak kunjung lembut..
Naluriah,,apa yang ku tangkap dari rona sang Dara direspon menyenangkan oleh saraf pusat di otak..
Sudah ku bilang naluriah. rona cacat yang tak kunjung ku jumpai semakin pukaulah sorotku..
aww..

Nari Ratih,,kini aku pecandumu hai Dara
Penggemar atau apalah namanya aku tak peduli
Membuatku semakin tafakur pada Tuhanku yang mencetaknya dari setetes air yang hina
oow..


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More