Bukan, bukan karena aku tak pernah membencimu,
membencimu kadang sangat menjengkelkan.
Tapi kemudian kau di sampingku, mendebat semua prase benci dengan senyummu.
Itu membuatku sadar, jika benci dan cinta akan selalu ada, mengusap secara bergantian
Tidak pernah ada cemberut dalam ekspresi ini saat kita bersisian.
Tapi bukan berarti aku tidak pernah murung. Kemudian kau menawarkan
diri untuk menghibur. Tapi sungguh, aku sudah seperti di rumah saat di sampingmu
Hidup menawarkan banyak sekali keindahan dan kemegahan. Warna-warni di setiap inci.
Kemudian kau menjamuku dengan warna-warna, dengan senda gurau, dengan celoteh sehari-hari, dengan berbagi sedu sedan, hingga aku lupa warna-warni di inci yang lain
Jika saat ini sunyi menjadi satu-satunya bunyi,
Sunyi, tolong sampaikan, tak peduli di keheningan manapun,
tolong sampaikan...
membencimu kadang sangat menjengkelkan.
Tapi kemudian kau di sampingku, mendebat semua prase benci dengan senyummu.
Itu membuatku sadar, jika benci dan cinta akan selalu ada, mengusap secara bergantian
Tidak pernah ada cemberut dalam ekspresi ini saat kita bersisian.
Tapi bukan berarti aku tidak pernah murung. Kemudian kau menawarkan
diri untuk menghibur. Tapi sungguh, aku sudah seperti di rumah saat di sampingmu
Hidup menawarkan banyak sekali keindahan dan kemegahan. Warna-warni di setiap inci.
Kemudian kau menjamuku dengan warna-warna, dengan senda gurau, dengan celoteh sehari-hari, dengan berbagi sedu sedan, hingga aku lupa warna-warni di inci yang lain
Jika saat ini sunyi menjadi satu-satunya bunyi,
Sunyi, tolong sampaikan, tak peduli di keheningan manapun,
tolong sampaikan...