Minggu, 22 Desember 2013

Omong Kosong

Share this history on :

Jika memang benar semuanya ini adalah omong kosong. Maka semua kata omong kosongmu semakin membuatku tak berdaya. Omong kosongmu kunikmati seolah menikmati nada-nada senja yang seirama dengan butir gerimis berjatuhan. Omong kosongmu seperti tong kosong yang merdu bunyinya.

Memang benar kau tidak perlu bersusah payah berpura-pura mencintaiku. Memang benar, ruang kosong dalam omong kosong itu hanya terisi oleh kehampaan. Hambar. Tapi entah senyawa apa yang membuatku menikmati semua omong kosongmu tanpa harus bersusah payah berpura-pura menikmatinya. Entah cinta seperti apa yang kumiliki sampai-sampai semua omong kosongmu membuatku tersenyum-senyum sendiri. Dan entah kenapa omong kosongmu mampu mengisi ruang-ruang kosong di belantara hati yang mendamba.

Ada yang belum kuketahui secara pasti tentang omong kosongmu. Aku tak tahu seberapa kosong omong kosongmu itu. Aku juga tak tahu persentase makna dalam omong kosongmu. Namun, bagian hati yang mendamba untuk dikasihi selalu penuh harap agar omong kosongmu suatu saat nanti menjelma menjadi sinonim dari segala definisi cinta.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More