Jumat, 30 September 2011

Wudhu

Jangan berpikir jika Wudhu hanya basah - basahan, bermain dengan kecipak air dengan beberapa basuhan. dan inilah :

1. Barangsiapa berwudhu dgn baik keluarlah dosa-dosanya dari jasadnya sampaipun dari bawah kuku-kukunya.
2. Seorang yg selesai berwudhu dgn baik lalu mengucapkan dua kalimat syahadat maka akan terbuka baginya pintu-pintu surga yg delapan dan dia dapat memasuki pintu yg mana saja dia kehendaki.
3. Nabi Saw melihat Sa’ad yg sedang berwudhu lalu beliau berkata Pemborosan apa itu hai Sa’ad? Sa’ad bertanya Apakah dalam wudhu ada pemborosan? Nabi menjawab Ya meskipun kamu di sungai yg mengalir.
4. Akan terdapat dalam umat ini suatu kaum yg berlebih-lebihan dalam berwudhu dan berdo’a.
5. Umatku akan tampil pada hari kiamat dgn wajah bersinar tangan serta kakinya berkilauan dari bekas-bekas wudhu.

Sumber: 1100 Hadits Terpilih - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

sumber : file chm hadistweb

Saatnya Berlari lebih Cepat


setiap kali fajar menyingsing,
seekor rusa terjaga,
ia tahu hari ini ia harus lari lebih cepat
dari seekor singa yang tercepat.
jika tidak ia akan terbunuh.

setiap kali fajar menyingsing,
seekor singa bangun dari tidurnya,
ia tahu hari ini ia harus mampu
mengejar rusa yang paling lambat.
jika tidak, ia akan mati kelaparan.

tak masalah apakah kau seekor rusa,
atau seekor singa.
karena setiap kali fajar menyingsing,
sebaiknya kau mulai berlari,,,!!!

Fadhilah Shalawat Nariyyah

Shawalat Nariyyah sangat terkenal di kalangan kaum nahdliyin (NU). Dan mempunyai keutamaan yang luar biasa.
Beberapa manfaat dari sholawat nariyah antara lain :

1. Jika mendapat kesusahan karena kehilangan barang, hendaknya membaca sholawat ini sebanyak 4444 kali. Insya Allah barang yang hilang akan cepat kembali. Jika barang tersebut dicuri orang dan tidak dikembalikan, maka pencuri tersebut akan mengalami musibah dengan kehendak Allah swt. Setelah membaca Sholawat ini hendaknya membaca do’a sebagai berikut (boleh dibaca dengan bahasa Indonesia): “ Ya Allah, dengan berkah Sholawat Nariyah ini, saya mohon Engkau kembalikan barang saya”. Doa ini dibaca 11 kali dengan hati yang penuh harap dan sungguh-sungguh.

2. Untuk melancarkan rezeki, memudahkan tercapainya hajat yang besar, menjauhkan dari gangguan jahat, baca sholawat ini sebanyak 444 kali, boleh dibaca sendiri atau berjamaah.


3. Untuk menghilangkan segala macam kesusahan, memudahkan pekerjaan, menerangkan hati, meluhurkan pangkat, memperbaiki budi pekerti, menghindarkan malapetaka dan perbuatan buruk, baca sholawat ini sebanyak 40 kali setiap hari.

4. Jika dibaca 21 kali setelah shalat maghrib dan subuh akan terjaga dari musibah dan malapetaka apapun.


5. Jika dibaca 11 kali setiap selesai sholat 5 waktu (Shalat Wajib) akan terjaga dari bala’ ( kerusakan) lahir batin.

Syeih Sanusi berkata: “ Barangsiapa secara rutin membaca shalawat ini setiap hari
sebanyak 11 kali maka Allah swt akan menurunkan rezekinya dari langit dan mengeluarkannya dari bumi serta mengikutinya dari belakang meski tidak dikehendakinya”

berikut adalah bacaan doa sholawat nariyah :

Doa Sholawat Nariah

Allohumma sholli sholatan kamilah.
Wasallim salaman tamman ‘ala syayidina muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqod.
Watanfariju bihil kurob
Watuqdo bihil hawaij
Watunalu bihir Roghoib
Wahusnul howatim
Wayustaskhol gomamu biwajhihil karim
Wa’ala alihi washohbihi fi kulli lamhatiuw Wanafasim bi’adadi kulli ma’lumillak

Artinya:

Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat dan keselamatan yang sempurna kepada junjungan kami Nabi Muhammad yang dapat melepas beberapa kerepotan atau ikatan, menghilangkan beberapa kesusahan, mendatangkan beberapa hajat, mendapatkan beberapa hajat atau keinginan, mendapatkan beberapa kesenangan, diberikan khusnul khotimah dan curahan rahmat sebab wajah mulia pada tiap saat dan nafas sebanyak yang Engkau ketahui, dengan kerahmatanMU wahai Dzat yang paling belas kasih.

Kalau anda berniat mengamalkan doa tersebut diatas usahakan agar anda membacanya dengan ikhlash dan hanya mengaharapkan ridho Allah semata.


Bagi yang ingin mendownload Shalawat Nariyyah yang telah di lagukan bisa di download disini






http://www.didiksugiarto.com/2009/03/fadhilah-sholawat-nariyah.html

Kamis, 29 September 2011

BAGAIMANA KALAU

Karya : Taufik Ismail

Bagaimana kalau dulu bukan khuldi yang dimakan Adam, 
tapi buah alpukat, 
Bagaimana kalau bumi bukan bulat tapi segi empat, 
Bagaimana kalau lagu Indonesia Raya kita rubah, 
dan kepada Koes Plus kita beri mandat, 
Bagaimana kalau ibukota Amerika Hanoi, 
dan ibukota Indonesia Monaco, 
Bagaimana kalau malam nanti jam sebelas, 
salju turun di Gunung Sahari, 
Bagaimana kalau bisa dibuktikan bahwa Ali Murtopo, Ali Sadikin 
dan Ali Wardhana ternyata pengarang-pengarang lagu pop, 
Bagaimana kalau hutang-hutang Indonesia 
dibayar dengan pementasan Rendra, 
Bagaimana kalau segala yang kita angankan terjadi, 
dan segala yang terjadi pernah kita rancangkan, 
Bagaimana kalau akustik dunia jadi sedemikian sempurnanya sehingga di 
kamar tidur kau dengar deru bom Vietnam, gemersik sejuta kaki 
pengungsi, gemuruh banjir dan gempa bumi sera suara-suara 
percintaan anak muda, juga bunyi industri presisi dan 
margasatwa Afrika, 
Bagaimana kalau pemerintah diizinkan protes dan rakyat kecil 
mempertimbangkan protes itu, 
Bagaimana kalau kesenian dihentikan saja sampai di sini dan kita 
pelihara ternak sebagai pengganti 
Bagaimana kalau sampai waktunya  
kita tidak perlu bertanya bagaimana lagi. 
 

1971 

Tertuju Pelangi

Kala itu fajar seakan membentak
Memaksaku keluar dari persembunyian
Melihat sinisnya mentari
Dan menentang rajutan waktu
               
                Ada sedikit getir yang menyapa
                Ada pula peluh yang mendera
                Tapi ku tak menjamu mereka
                Dan terus mendaki walau siang menjemput

Kan ku ceritakan pada semesta
Sebuah mimpi berselendangkan api
Dan ku bingkai dengan ribuan sajak
Seperti binta berselimut pelangi

                Meski angin malam menduri tajam
                Dan kadang khayalan terhempas bebas
                Namun aku akan tetap berdiri
    Lepas landas bersama sayapku

Kini saatnya membumikan harapan
Berpagi dengan bermandikan semangat
Lewat darah membanjir
Kini ku pergi menuju pelangi

Sabtu, 24 September 2011

Jangan sepelekan Niat!!


Dalam sebuah forum pesantren kilat, disana saya sebagai peserta, dan pemateri sedang menjelaskan tentang rukun shalat. ‘nomor pertama dalam rukun shalat adalah niat, aah bisa ya niat mah ya, gampang deuh niat mah’, begitu bahasan pertama pemateri.
                Jangan salah, jika niat tidak sesuai prosedur, maka shalat sekhusuk apapun akan tergerai sia – sia. Tidak salah jika Rasulullah mengatakan, ‘sesungguhnya segala perbuatan itu harus dilakukan dengan niat, dan sesungguhnya setiap orang itu membuahkan apa yang diniatkannya’.
                Lalu bagaimana prosedur niat yang benar? Dan beginiah kitab Safinatunnaja berbunyi, “anniatu qosdusyaii muktaronan bi fi’lihi wa mahaluhalqolbu wa talafudu biha sunnatun wawaktuha ‘ingdalgusli awali juz in minal wajhi”. mari bahas perkata, tapi dalam versi Sunda ya. Anniatu (ari ngaran niat) qosdusyaii (eta migawe hiji perkara)  muktaronan (barina dibarengan) bi fi’lihi (ku migawana itu perkara) wa mahaluha (jeung ari tempatna niat) alqolbu (eta dina hate) wa talafudu (jeung ari ngucapkeunana) biha (kana itu niat) sunnatun (eta sunah) wawaktuha (jeung ari waktuna niat) ‘ingdalgusli awali juz in (eta nalika ngumbah hiji juz) minal wajhi (tina raray).
                “Niat saya Puasa esok hari dalam melaksanakan keparduan di Bulan Ramadhan tahun ini, bulan ini, menuruti perintah Allah dan perintah Rasulullah”. dengan lantang kita mengucapkannya di Mesjid sebelah lalu keesokan harinya puasa full, bahkan lidah, mata, dan kelakuannya ikut berpuasa. Sudah sempurnakah? Apakah sah puasanya? Dan ternyata tidak. Sudah jelas bila tempatnya niat adalah di dalam hati, sedang pengucapannya hanyalah sunah. Sebagus apapun puasanya, selantang apapun pengucapan niatnya, tapi bila hati tidak ikut melapalkan niat itu, maka musnah semua meski amalan itu hebat.
                “Bari dibarengan ku migawena itu perkara”. Artinya, niat itu pembuka, kelakuan yang dilakukan untuk mengawali kegiatan. Dalam kitab Safinatunnaza dicontohkan dalam aktivitas berwudhu, yaitu ketika kita membasuh muka pada basuhan pertama maka disitulah dibarengi niat dalam hatinya. Loh bukannya wudhu diawali dengan kumur – kumur? Memang. Tapi kumur – kumur tidak termasuk Pardu Wudhu, begitupun dengan membasuh hidung, hukum berkumur dan membasuh hidung adalah sunah. Jadi, pada hakekatnya Wudhu diawali dengan membasuh muka.
                Mari sama – sama menyempurnakan amalan, awali aktivitas baik kita dengan niat jernih, maka InsyaAllah, kita akan memperoleh buah dari yang kita niatkan. Wallahu’alam bishawab..

Rabu, 21 September 2011

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

Karya : Chairil Anwar

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

1949

Aku Tulis Pamplet Ini

Karya : W.S. Rendra

Aku tulis pamplet ini
karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan
menjadi peng – iya – an

Apa yang terpegang hari ini
bisa luput besok pagi
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
menjadi marabahaya
menjadi isi kebon binatang

Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,
maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan

Aku tulis pamplet ini
karena pamplet bukan tabu bagi penyair
Aku inginkan merpati pos.
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.

Aku tidak melihat alasan
kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.

Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?
Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.

Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.
Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah
yang teronggok bagai  sampah
Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.

Aku tulis pamplet ini
karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca :
ternyata kita, toh, manusia !

Persimpangan



Benar bila dikatan hidup ini adalah sebuah pilihan, mungkin acuannya adalah teori Albert Einstein, dimana akan muncul banyak kemungkinan di dalamnya untuk selanjutnya dari sekian banyak kemungkinan hanya akan ada satu yang kita pilih. Allah sendiri sudah memfasilitasi manusia dengan akal sehat, yang akan mengolah sekian banyak kemungkinan dan akal sehatlah yang akan menentukan pilihan yang baik. Dalam hal ini, tentu saja ada tokoh antagonisnya, yaitu nafsu. Yap, Allah memberikan nafsu sebagai tantangannya, nafsu juga ikut serta dalam pengambilan keputusan, hanya saja nafsu selalu memilih jentik – jentik hitam sebagai pedomannya. Bila di akhir episode dari pilihanmu membuatmu sengsara dan meronta, berarti nafsulah yang mengambil keputusan pas di awal kau diberi pilihan. Sayangnya, tidak seperti Ulangan harian yang bila kita sudah memilih satu jawaban tapi ternyata dirasa salah, kita tinggal menghapus jawaban itu dan menentukan jawaban lainnya yang dianggap benar.
                Tak ada kiat – kiat khusus dalam menentukan pilihan agar semuanya berjalan tepat seperti yang diingikan. Karena semuanya sudah ada dalam nalar kita, semua pedoman yang kita butuhkan sudah tersedia di alam. Entah sudah sekian banyak orang yang tidak menggunakan dengan baik fasilitas yang diberikan Allah, entah sekian banyak orang yang mati jiwa dalam kehidupannya dikarenakan sudah basah kuyup dengan pilihan menyengsarakan. Entah sekian banyak orang yang berdiri lama dipersimpangan jalan menatap dengan penuh keluh dan peluh. Mungkin semua itulah yang mendasari Alexander Graham Bell mengatakan ‘Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka. Namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka’.
                Hei Nalar!! Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Lakukanlah apapun sesuai dengan fitrahmu sebagai Nalar. Jangan hiraukan kata – kata dari manusia yang tak mengerti. Karena tak ada yang salah jika kau mencari keadilanmu. Serta aku pun berani mengatakan, ‘Hidup adalah pilihan, dan SEBAIKNYA kau tidak perlu meratapi hidup yang tidak pernah kau pilih!!!’.

Minggu, 18 September 2011

RASULULLAH MENCINTAI KITA

Inilah bukti cinta yang sebenar-benarnya tentang cinta, yang telah dicontohkan Allah SWT melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit mulai menguning di ufuk timur, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayapnya.

Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.

“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.

“Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.

Fatimah menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.

Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya masih penuh kecemasan dan tanda tanya.

“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak, sepeninggalanku?”

“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan.

Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Perlahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh.

Fatimah hanya mampu memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya menundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka.

“Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling.

Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.

“Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” pinta Rasul pada Allah.

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali pun segera mendekatkan telinganya.

“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran kemuliaan itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya. Seperti Allah dan Rasul mencintai kita semua.

Sabtu, 17 September 2011

Jadilah PEMBERONTAK ulung


Mari kita mulai dengan apa kata KBBI, menurut bang KBBI berontak itu meronta-ronta hendak melepaskan diri ; melawan, tidak mau menuruti perintah. Ya, pemberontak itu orang yang suka melawan, orang yang suka bertindak melampaui batas. Setuju tak?? Saya si setuju. Jeh, belum dijawab, SETUJU GAK??
                Saya anggap sobat setuju. Dan setelah sobat menyimak apa kata KBBI, simaklah kalimat berikut, ‘Seharusnya, hasil akhir dari pemberontakan adalah tau akan batas’. Katanya pemberontak itu melampaui batas, lah tapi ko itu kalimat ngomong gitu yak?? Kalimat itu dilontarkan oleh seorang pemberontak ulung, seorang perintis Smandarikal (Smandarikal??), InsyaAllah nanti saya cerita tentang Smandarikal, kali ini bahas kalimat itu aja dulu deh.
                Tak tau apa makna sebenarnya dari kalimat itu, saya pun tak sempat menanyakan makna sebenarnya kepada sang Pemberontak. Saya hanya bisa mentafakuri, dan kira – kira beginilah hasil tafakur saya. Pernah ga sobat bilang, ‘ah, saya sepertinya takan mampu melakukan hal itu’ atau ‘saya lemah, dan sudah bisa dipastikan saya tak akan bisa melakukan hal itu’. Padahal sobat belum mencobanya tapi sudah berfatwa seperti itu. Ketika berkata seperti itu, secara tak langsung sobat sudah menyebutkan batas dari kemampuanmu lewat kalimat itu. Sobat seolah sudah tau apa yang mampu dan apa yang tidak mampu sobat lakukan.
 Disitulah pemberontakan harusnya muncul, melawan dan meronta terhadap batas yang kita kira, terhadap batas yang sempat kita ucapkan, terhadap batas yang belum terbukti keterbatasannya. Tidak bermaksud untuk menyuruh pantang menyerah, tidak juga bermaksud untuk mencoba semua hal yang kita inginkan. Tapi marilah kita temukan batas dari kemampuan kita yang sebenarnya, marilah mencoba hal – hal sebagai manusia yang realis dan idealis serta agamis. Sobat tak perlu menjadi orang lain, sobat juga jangan lagi menjadi seorang pembual yang mengumbar batas kemampuanmu dengan lidah bukan dengan peluh. Yapz, jadilah seorang pemberontak ulung yang gagah melawan batas yang tidak sengaja terucap lidah. Jadilah seorang pemberontak ulung yang melepaskan diri dari kebohongan batas yang diumbar dari oleh perkiraan – perkiraan semu. Setelah itu, temukan batasmu yang sebenarnya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More