Jumat, 14 Oktober 2011

Karena mimpi melihat neraka

Share this history on :


Pada Rasulullah SAW, jika para sahabat yang mulia bermimpi, biasanya mereka akan mengadukan dan menceritakannya kepada baginda Rasulullah. Suatu malam seorang sahabat nabi yang masih remaja bernama Abdullah bin Umar ra, pergi ke masjid Nabawi. Dia membaca Al-Quran sampai kelelahan. Setelah cukup lama membaca Al-Quran, dia hendak tidur.

Seperti biasa, sebelum tidur dia menyucikan diri dengan cara berwudhu, baru kemudian merebahkan badan dan berdoa, ‘Bismika Allahumma ahya wa bismika amutu; Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidupdan dengan nama-Mu aku mati’

Demikianlah, baginda Rasul menuntunnya cara tidur yang baik. Sehingga dalam tidur pun, malaikat masih mencatatnya sebagai orang yang tidak lalai. Dengan mensucikan diri, ruh orang yang tidur akan mendapatkan hikmahdan siraman doa para malaikat.
Sambil pelan-pelan memejamkan mata, Abdullah bin Umar terus bertasbih menyebut nama Allah hingga akhirnya terlelap. Di dalam tidurnya yang nyenyak dia bermimpi.

Dalam tidurnya, dia berjumpa dengan dua malaikat. Tanpa berkata apa-apa, dua malaikat itu memegang kedua tangannya dan membawanya ke neraka. Dalam mimpinya, neraka itu bagai sumur yang menyalakan api berkobar-kobar. Luar biasa panasnya. Di dalam neraka itu, dia melihat orang-orang yang telah dikenalnya. Mereka terpanggangdan menanggung siksa yang tiada tara pedihnya.

Menyaksikan neraka yang mengerikan dan menakutkan itu, Abdullah bin Umar seketika berkata, ‘A ‘udzubillahi minannaar; aku berlindung kepada Allah dari api neraka.’

Setelah itu, Abdullah bertemu dengan malaikat lain.

Malaikat itu berkata, ‘kau belum terjaga dari api neraka’

★☆

Pagi harinya, Abdullah bin Umar menangis mengingat mimpi yang dialaminya. Lalu, dia pergi ke rumah Hafshah binti Umar, istri Rasulullah SAW. dia menceritakan perihal mimpinya itu dengan hati yang cemas.

Setelah itu, Hafshah menemui Baginda Nabi dan menceritakan mimpi saudara kandungnya itu kepada beliau.

Seketika itu, beliau bersabda, ‘Sebaik-baiknya lelaki adalah Abdullah bin Umar kalau dia mau melakukan shalat malam’

Mendengar sabda nabi itu, Hafshah bergembira.

Dia langsung menemui adiknya, Abdullah bin Umar dan berkata, ‘Nabi mengatakan bahwa kau adalah sebaik-baik lelaki jika kau mau shalat malam. Dalam mimpinya itu, malaikat yang terakhir kau temui mengatakan bahwa kau belum terjaga dari api neraka. Itu karena kau tidak melakukan shalat Tahajud. Jika kau ingin terselamatkan dari api neraka, dirikanlah shalat tahajud setiap malam. Jangan kau sia-siakan waktu sepertiga malam; waktu dimana Allah SWT memanggil-manggil hamba-Nya; waktu Allah mendengar doa hamba-Nya.’

Sejak itu, Abdullah bin Umar tidak pernah meninggalkan shalat Tahajud sampai akhir hayatnya. Bahkan, kerap kali dia menghabiskan waktu malamnya untuk shalat dan menangis di hadapan Allah SWT. Setiap kali mengingat mimpinya itu, dia menangis. Dia berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka.

Apalagi jika dia ingat sabda baginda Nabi SAW, ‘Sesungguhnya, penghuni neraka yang paling ringan siksanya pada hari kiamat adalah seseorang yang diletakan pada kedua tapak kakinya bara api yang membuat otaknya mendidih. Dia merasa tidak ada orang lain yang lebih berat siksanya daripada dia. Padahal, sesungguhnya siksa yang ia terima adalah yang paling ringan di dalam neraka.’

Dia berusaha sekuat tenaga untuk beribadah kepada Allah, mencari ridha Allah, agar termasuk hamba-hamba-Nya yang terhindar dari siksa neraka yang memperoleh kemenangan Surga.

Akhirnya, dia bisa merasakan betapa nikmatnya shalat Tahajud. Betapa agung keutamaan shalat Tahajud. Tidak ada yang lebih indah dari saat-saat ia sujud dan menangis kepada Allah pada malam hari.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More