Sabtu, 20 Agustus 2011

Cempaka Ungu

Share this history on :


Mungkin kalian heran,ya, mendengar nama itu. Itu nama kelompok belajarku, yang terdiri dari aku, Risa, Martha, dan Andina. O, ya, namaku Jelita. Mudah ditebakan, pasti sejelita orangnya. Hi hi hi… tidak kok, aku tidak bermaksud sombong. Aku hanya bergurau.
                 Kelompok belajar ini terbentuk atas usulku. Dan teman – teman yang kupilih, adalah teman – teman dekatku. Rumah kami juga berdekatan.
                Sebenarnya, sih, aku meniru kak Ike, kakakku yang duduk di kelas 1 SMA. Dan aku bermaksud mencobanya. Ternyata dengan kelompok belajar itu kepandaian kami bertambah. Yang tidak mengerti jadi mengerti, yang mengerti semakin mengerti. Kadang kami juga saling mengajarkan. Hasil dari kelompok itu, benar – benar di luar dugaan. Di kelas, nilai kami berada di atas rata – rata anak – anak yang lain.
                Namun yang membuat kami tidak mengerti, banyak anak – anak lain yang iri. Pernah kudengar Melly, Intan dan Lia membicarakan kami. Duh, sakit sekali telinga ini mendengarnya
                “Biarkan saja Lita,” kata Lisa sambil mencomot pisang goring yang kusediakan. Sore itu, kami baru saja selesai belajar dan kuceritakan semua yang kudengar, “Mereka pasti iri karena keberhasilan kami,” sambung Martha. “Lagi pula” sambung Andina yang selalu memakai pita warna putih, “Salah mereka sendiri kenapa tidak membentuk kelompok belajar.”
                Benarkah itu? Kudengar ada beberapa anak yang membentuk kelompok belajar pula. Tapi hasilnya tak semaju yang kami dapat.
                “Pokoknya kelompok belajar Cempaka ungu harus mengalahkan yang lain,” kata Martha semangat. “biar mereka tahu siapa kita.”
                Dan hasilnya memeng seperti yang kami harapkan. Semester kedua ini, kami berempat menduduki renking satu sampai empat.
                Seperti yang kuduga pula, anak – anak semakin iridan dingin dengan kami. Malah tertangkapkesan mereka seolah menjauhi kami. Ketika kubicarakan kepada teman – teman mereka acuh tak acuh saja.
                “Sudah kubilang biarlah saja,” kata risa. “kita tak perlu ambil pusing dengan mereka”.
                “Lita, kelompok kita, kelompok kita, kelompok mereka, kelompok mereka,. Tak usah dicampurkan. Kitalah yang teratas,” kata Andina. “Kata kakakku, we are is the best
                Aku hanya menurut saja. Tapi lama kelamaan aku jadi tidak enak. Kupikir ada yang salah. Tapi apa? Aku tidak tahu. Dulu, ketika kelompok belajar kami terbentuk, kami masih sering pula mengajarakan anak – anak yang tidakbrgabung dalam kelompok belajar kami. Tapi akhir – akhir ini tidak. Itu usul Risa.
                “ Buat apa kita mengajari anak – anak yang tidak ikut dalam kelompok kita? Enak mereka dong!”
                Namun, apa iya masalah itu muncul karena kami tidak membagi ilmu dengan yang lain? Atau karena kami menyandiri, sudah merasa besar, dan meremehkan yang lain. Itu penyebabnya! “Walaupun yang lain tidak ikut bergabung dengan kelompok kalian, tapi kalian jangan sombong. Terutama pada yang lain. Jangan merasa besar dulu. Kelompok belajar bertujuan untuk saling mengajarkan dan membagi ilmu. Bukan hanya anggota dalam kelompoknya, tapi juga antar kelompok.”  Kata – kata kak ike malamnya kurenungkan.
                Hmm, benar juga. Ya, itu penyebabnya. Kami sudah merasa besarr, selalu menyendiri dan kadang bersikap sombong. Sebaliknya, aku member Itahu yang lain.
                Keesokan sorenya, kukatakan semua itu. Yang lain terdiam, merenungkan kata – kataku. Dan satu persatu mengangguk setuju dengan dugaan itu.
                “Yah kita sudah merasa besar,” kata Risa
                “Kita sombong “ Sambung Martha
                “Dan kita selalu menyendiri” lanjut Andina
                Aku tersenyum. Senang teman – temanku menyadari kesalahan mereka. “Mulai besok, sikap seperti itu harus kita ubah” kataku. “Kita harus bergabung kembali dengan yang lain. Setuju, kan?”
Mereka mengangguk. Aku mendesah lega. Hmm… kelompok belajar Cempaka Ungu sebentar lagi akan mengembangkan sayapnya. Ya, itu harus. Ibarat air laut, ditimba tidak akan habis. Begitu pula dengan belajar. Tak ada habisnya.

1 komentar:

Artikel sangat keren gan sangat bermanfaat .,...
Kami Dari kebunbibit Juga Menjual produk Cempaka Ungu
https://kebunbibit.id/tanaman/bunga-harum/aroma-lembut/cempaka-ungu.html?cid=44

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More