Kamis, 18 Agustus 2011

TONGKAT SANG PENGHIANAT

Share this history on :


Dua orang lelaki memasuki ruang pengadilan dan berdiri di depan hakim. Orang yang satu bertubuh tinggi dan kekar. Wajahnya tampak segar dan muda. Usianya sekitar 40 tahun. Sedankan yang satunya, seorang lelaki yang tampak tua renta. Punggungnya seperti sudah bongkok. Dia berdiri dengan bertumpu pada tongkatnya.
Lelaki muda berkata, “Wahai tuan hakim, aku meminjamkan sepuluh keeping uang emas kepada sahabatku ini. Dia berjanji akan mengembalikannya jika keadaannya telah membaik. Setiap kali aku meminta, dia selalu menghindar dan mengelak.”
Sang hakim bertanya kepada orang tua itu, “ Apa yang akan kau katakana setelah mendengar perkataan temanmu itu?”
Orang tua itu menjawab,”Kuakui, dia memang pernah meminjamiku
Hakim lalu berdiri dan berkata,”Apakah kau berani bersumpah di depan pengadilan bahwa kamu telah mengembalikan sepuluh keeping uang emas itu kepada temanmu?”
Orang tua itu langsung menjawab dengan suara lantang,”ya, aku berani tuan
Sang hakim berkata,”Baiklah, sekarang angkat tangan kananmu dan bersumpahlah!”
Orang tua menoleh kepada lelaki mudayang ada di sampingnyadan meminta agar lelaki itu memegangkan tongkatnya sebentar. Dengan begitu, dia mengangkat tangan kanannya ketika bersumpah.
Orang tua itupun mengangkat tangan kanannya dan berkata,”Aku bersumpah demi Allah bahwa aku telah mengembalikan sepulluh keeping uang emas kepadanya.”
Tuan hakim pun mengecam lelaki muda yang telah menuduh tidak baik kepada orang tua itu. Lelaki muda itu seketika meminta maaf kepada tuan hakim, mungkin dia telah lupa bahwa orang tua itu telah mengembalikannya.
Orang tua itu lalu mengambil kembali tongkatnya, dia hendak pergi dengan bertumpu pada tongkatnya. Sebelum keduanya pergimeninggalkan pengadilan, tiba – tiba terlintas pemikiran yang mengejutkan dalam kepala tuan hakim. Dia segera memanggil keduanya
Lalu, tuan hakim bertanya kepada orang tua,”Apakah kau biasa memakai  tongkat, pak tua?” Orang tua itu menjawab,“kadang – kadang tuanku.”
Tuan hakim juga menanyakan hal yang sama kepada lelaki muda. Dia menjawab,”Tidak tuanku. Aku tidak pernah melihat sebelumnya dia memakai tongkat.”
Tuan hakim meminta orang tua itu menyerahkan tongkatnya. Hakim memegang itu dan memeriksanya dengan seksama. Tuan hakim merassakan tongkat itu agak berat. Hakim memegang lakukan di pangkal tongkat yang biasa dibuat pegangan dan mencoba memutarnya, ternyata bias.
Saat itu, wajah lelaki tua pamilik tongkat pucat pasi. Lalu tun hakim menariknya kuat – kuat, dan lepaslah lekukan itu. Ternyata tongkat itu berlubang. Lubangnya disumpal dengan menggunakan secarik kain. Tuan hakim menarik kain yang menyumpal lubang itu. Lalu, dia memiringkan tongkat itu mengarahkan lubangnya kebawah. Seketika tedengar suara gemerincing. Kepingan – kepingan uang emas berjatuhan di depan hadirin. Seketika, tubuh orang tua itu gemetar.
Lalu, tuan hakim meminta agar lelaki muda memunguti kepingan – kepingan uang emas itu. Setelah terkumpul semua, lelaki muda menghitung dan ternyata berjumlah sepuluh keeping.
Tuan hakim langsung berkata kepada orang tua itu,”Hai orang tua busuk, kau kira kau bisa menipu lelaki ini dan mengelabui aku? Aku sudah curiga kepadamu sejak kau menyerahkan tongkat kepada temanmu sebelum bersumpah. Apakah kau kira sumpahmu itu benar?”
Kemudian, tuan hakim menoleh pada lelaki muda pemilik sepuluh keeping emas itu seraya berkata padanya,”Orang tua itu licik dan pendusta. Dia menyerahkan tongkat yang di dalamnya ada sepuluh keeping emas kepadamu karena saat itu emasmu sedang berada dalam genggaman tanganmu. Sementara itu, kau tidak tahu. Inilah tipu daya dia.”
Akhirnya, hakim menoleh kepada para prajurit pengadilan dan member perintah tegas,”Tangkap orang tua busuk ini dan masukan dia ke dalam penjara sampai aku menemukan hukuman yang pantas untuk orang yang mempermainkan sumpah dan menghianati amanah.”
Kemudian, lelaki muda itu keluar dari pengadilan dengan hati gembira. Dia seperti tidak percaya bahwa uang emasnya akan kembali. Orang – orang yang menghadiri persidangan itu terkagum – kagum oleh kecerdasan dan keadilan hakim yang telah mampu membuka rahasia yang tersimpan dalam tongkat orang tua yang berkhianat itu 

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More