Selasa, 11 September 2012

Aku melihatmu sebelum cahaya

Share this history on :


Embun pagi, membasahi daun-daun dini hari, sama beningnya seperti basuhan air wudhu yang kerap hadir selepas kau iringiku menjelajahi malam tanpa gelap.
Embun pagi, menjadi pasangan serasi bagi hari yang masih berupa embrio.
Embun pagi, itu kamu.
"Selamat pagi..." itu kata pertamamu mengiringi embun pagi membentang. Hey, tak ada yang lebih syahdu dibanding seringaimu saat mengucapkannya, yang tentu saja masih dengan mentega yang menempel.
"kemana kau pergi cinta?" sapaku pagi itu.
"tentu saja ke tempat yang dapat kulihat"

Haha. aku tau tempat itu adalah aku. Jika memang kita tidak boleh membenci Tuhan yang tak mengijinkan kita untuk dapat melihat inti hidup, maka aku ingin Tuhan merencanakan hal diam-diam agar kami mampu melihat satu sama lain meski dihembusan cahaya.
Sebelum cahaya aku dapat melihatmu, menemanimu dengan cahayaku sendiri.
Sebelum cahaya engkau pun ada, bahkan membuatku merasakan embun pagi meski di siang hari.
Sebelum cahaya embun itu sudah beningkan? meski aku dan kamu tak pernah diijinkan melihat gemerlap mentari..
"aku mencintaimu" itu kata terakhir sebelum aku menyelamimu di mimpi yang tak pernah punya alasan untuk tak memimpikanmu.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More